Selasa, 27 September 2016

Daerahku Manokwari - Papua Barat


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
 

Manokwari adalah ibu kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Manokwari juga merupakan ibu kota Kabupaten Manokwari. Kota ini memiliki luas wilayah 1.556,94 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 210.488 jiwa. Manokwari terletak di pantai utara Daerah Kepala Burung Pulau Papua. Kota ini merupakan salah satu kota bersejarah bagi masyarakat Kristen di Papua karena pada tanggal 5 Februari 1855, dua orang penginjil mendarat di Pulau Mansinam dan memulai karya penyebaran agama Kristen Protestan di kalangan suku-suku yang masih suka berperang satu sama lain. Teluk Doreri, dan di tengah perbukitan rendah didominasi oleh pegunungan Arfak di selatan.


 Sejarah

Hari jadi Kota Manokwari yang jatuh pada tanggal 8 November 1898 dilatarbelakangi oleh peristiwa dibentuknya pos pemerintahan pertama di Manokwari oleh Pemerintahan Hindia Belanda, ketika Residen Ternate Dr. D. W. Horst atas nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda melantik Tn. L. A. Van Oosterzee pada hari Selasa tanggal 8 November 1898 sebagai Controleer Afdeling Noord New Guinea (Pengawas Wilayah Irian Jaya Bagian Utara) yang waktu itu masih termasuk wilayah keresidenan Ternate. Tanggal 8 November inilah yang selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Kota Manokwari melalui Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1995[2].

Pulau Mansinam: Sejarah bagi Peradaban di Tanah Papua

 

 Tempat wisata Indonesia ini bernama Pulau Mansinam.
Pulau Mansinam dapat dicapai dengan menyewa kapal atau speedboat dari Pelabuhan Ketapang, di jalan Pasir Putih. Manokwari membentang di sebagian dari kita asing dengan nama ini. Namun jangan salah, tempat ini merupakan sebuah tempat yang telah mendunia. Bukan hanya karena keindahannya, latar sejarah juga menjadikan Mansinam sebagai salah satu tujuan dari wisata religi umat Kristen Protestan di seluruh dunia. Pulau ini merupakan bagian dari wilayah Papua Barat. Letaknya sekitar 6 Km dari Manokwari. Untuk mencapai pulau ini hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit menggunakan speed boat.
Setiap tahun pada tanggal 5 Februari, ribuan orang dari penjuru Papua datang ke tempat ini untuk mengadakan perayaan memperingati kedatangan Ottow dan Geissler. Siapakah Ottow dan Geissler? Dua orang berkebangsaan Jerman ini tiba di Pulau Mansinam dengan membawa misi penyebaran injil. Namun saat itu, suku yang mendiami Pulau Mansinam bersikap tertutup terhadap orang asing yang datang. Ottow dan Gaissler tidak menyerah. Mereka terus berjuang untuk menyebarkan Kristen kepada Suku Numfor, yakni suku yang saat itu mendiami Pulau Mansinam.
Suatu ketika, Gaissler sakit hingga membuatnya harus meninggalkan Pulau Mansinam. Gaissler memilih ke Ternate untuk memulihkan keadaannya. Sementara, Ottow tetap tinggal di Pulau Mansinam. Ottow mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui hubungan dagang. Ia membeli hasil-hasil alam Pulau Mansinam dari penduduk, seperti kerang, teripang ikan, atau pun burung cenderawasih. Kemudian ia menjualnya kepada saudagar dari kapal Van Duivenbode. Keuntungan dari penjualan tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup.
Pada tanggal 12 Januari 1856, Gaissler kembali ke Tanah Papua, ke Pulau Mansinam. Mereka berdua bahu membahu untuk meneruskan misi menyebarkan Agama Kristen. Gaissler yang memiliki keterampilan sebagai tukang kayu mengajarkan Suku Numfor cara membuat rumah. Sedangkan Ottow memiliki kemampuan menenun yang baik. Kemampuan menenunnya ia sebarkan di Mansinam hingga Suku Numfor mengenal pakaian lalu mulai meninggalkan cawat maupun koteka. Keterampilan yang diajarkan Ottow dan Gaissler pun menyebar ke Biak, Nabire, Wasior, dan daerah Papua lainnya.
Tidak hanya itu, mereka juga mempelajari bahasa lokal suku setempat kemudian menerjemahkan doa-doa ke dalam bahasa lokal tersebut. “Dua rasul” bagi Papua ini juga mengajarkan Suku Numfor di Pulau Mansinam membaca dan menulis. Awalnya suku numfor sangat sulit untuk sekedar memegang pensil. Namun, kegigihan suku numfor yang didampingi dengan kesabaran Ottow dan Geissler untuk bisa keluar dari kegelapan membuat mereka bisa membaca dan menulis. Kemudian untuk mempermudah sosialisasi ajaran Kristen, Ottow dan Geissler melakukan penerjemahan injil ke dalam bahasa Melayu. Hal ini pun akhirnya menyebar ke daerah Papua lainnya. Inilah yang menjadi cikal bakal masyarakat Papua lainnya mengenal ilmu pengetahuan.
Sekira beberapa km sebelum berlabuh di Pulau Mansinam, kita akan melihat semacam tugu berbentuk salib. Itu lah sebuah prasasti yang diperuntukan bagi jasa Ottow dan Geissler. Pada bagian bawah prasasti tertulis, Soli deo Gloria. De Eerste Zendelingen van Nederlandsch Nieuw Guinee C.W. Ottow En J.G. Geissler Zyn Hier Geland op 5-2-1855 (zending pertama untuk Papua Ottow-Geissler tiba di sini 5 Februari 1855).Namun, saya sendiri miris melihat Pulau Mansinam. Sebuah pulau yang menjadi awal peradaban orang Papua kini hanya memiliki satu SD, yakni SD Impres Mansinam. Pelajar SMP dan SMA Pulau Mansinam harus menyebrang ke Manokwari dengan menumpang perahu dan membayar Rp3000,- untuk bersekolah. Infrastruktur tempat ini masih sangat kurang. Tidak ada jalan raya di Mansinam, yang ada hanya jalan-jalan setapak.
Sayang sekali sejarah bangsa Papua ini tidak banyak dikenal oleh bangsa Indonesia, karena memang sejarah Papua kurang mendapat tempat dalam dunia pendidikan Indonesia. Buku-buku pelajaran sejarah di sekolah-sekolah sangat sedikit membahas sejarah Papua. Bahkan siswa-siswa di Papua lebih dijejali sejarah tentang kerajaan Majapahit, Sriwijaya, ataupun kerajaan-kerajaan lainnya di Pulau Jawa.
Buku-buku sekolah banyak bercerita tentang legenda sejarah kejayaan Majapahit, namun sejarah yang ada di Papua tidak ada. Kita begitu mengenal legenda tentang Jaka Tarub dan Bandungbondowoso dan Larajonggrang. Kedua legenda ini bahkan telah banyak difilmkan dan di putar berulang kali di televisi nasional. Namun kenapa legenda mengenai Ottow dan Geissler serta banyak legenda-legenda asal Papua tidak demikian adanya?
Belajarlah dari sejarah untuk membangun bangsa yang besar (Soekarno)
Ada ketidakadilan dalam hal ini. Terlalu banyak kurikulum sejarah dalam pendidikan hanya dipadati oleh sejarah dan kebudayaan dari Jawa. Menurut saya, Papua berhak untuk menampakkan eksistensinya melalui sejarah yang mereka miliki. Saya yakin, masih banyak sejarah-sejarah yang belum terpublikasi. Semoga akan banyak lagi pengetahuan-pengetahuan sejarah lainnya mengenai Pulau Timur Indonesia ini.

Pariwisata

Kota Manokwari memiliki banyak objek wisata alam yang ramai di kunjungi turis. Panorama alam Manowari yang indah dengan pegunungan dan pantai nya yang menakjubkan.

Tempat Wisata


GUNUNG BOTAK MANOKWARI


Gunung Botak, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat



 Gunung botak berada di wilayah administrasi kabupaten Manokwari Selatan, yang merupakan pemekaran dari kabupaten Manokwari. Untuk mencapai tempat ini kita harus menempuh waktu sekitar 4 jam dengan kendaraan bermotor dari kota Manokwari. Jangan khawatir, untuk menuju tempat ini jalanan aspal akan memperhalus perjalanan anda. Memang ada satu-dua titik yang rusak, tapi itu hanya skala sangat kecil. yang menjadi keunikan lain untuk menyaksikan keindahan yang spektakuler ini, anda tidak harus menaiki gunung terjal atau menyebrangi lautan. Hanya cukup dengan megikuti jalur menuju kota berikutnya, diprtengahan jalan anda akan disuguhi dengan pemandangan yang jarang sekali anda saksikan terlebih untuk anda yang tinggal di daerah yang penuh dengan bangunan. Semenanjung-semenanjung yang langsung berhadapan dengan lautan lepas sangat menakjubkan. Ditambah lagi dengan pasir berwarna merah muda, terlihat begitu menyatu dan kontras dari atas. Berjalan sedikit, kita akan mendapati pantai yang tenang dengan jajaran pohon kelapa dan hutan bakau. Tapi sebelum menikmati keindahan diatas, disepanjang jalan menuju tempat ini, anda akan melihat keindahan lain. Sebuah desa nelayan yang hanya terdapat beberapa rumah saja sangat menyatu dengan alam dengan latar pegunungan botak disisi kanan dan pantai disisi kirinya.
 
Lokasi wisata Gunung Botak  memilki pemandangan alam serta laut yang indah dan menawan ketika di pandang dari atas bukit.  Terletak di distrik Momi Waren, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat.
Gunung ini berjarak sekitar 15 kilometer  dari jantung kota Kabupaten Manokwari Selatan dan berjarak sekitar 100 kilometer arah selatan  Kota Manokwari. Lokasi wisata gunung botak ini sering di singgahi para wisatawan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati makanan yang mereka bawa.
Gunung botak yang memiliki panorama alam dan panorama laut yang masihalami ini menjadi daya tarik pengendara untuk beristirahat sejenak  sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Kabupaten Teluk Bintuni  maupun dari arah sebaliknya menuju ke Kabupaten Manokwari Selatan. Keindahan alam gunung botak dapat di saksikan dari dekat maupun dari jauh dan ketika sudah memasuki distrik Momi Waren wisatawan dapatmenyaksikan jalan yang berkelok menurun dan menanjak sepanjang 15kilometer.Dikatakan warga setempat sebagai gunung botak karena gunung tersebut tidak di tumbuhi pepohonan tapi hanya di tumbuhi rumput ilalang  yang hijau.

Bawah Laut Teluk Doreri

Alam bawah lTeluk Doreri berisikan bangkai kapal, merupakan salah satu situs terbaik untuk jenis bangkai kapal di Indonesia. Pada Teluk Doreri Terdapat 3 pulau kecil yaitu Pulau Mansinam, Pulau Lemon, dan Pulau Raimuti di dekat Pantai Arfai, yang masih memiliki koleksi terumbu karang unik dan indah. Diperkirakan terdapat lebih dari 20 bangkai kapal berada disana, namun yang dapat dilihat dengan jelas adalah 6 bangkai. Seperti Pasir Putih Wreck sejenis kapal patroli angkatan laut dengan panjang antara 13–22 m, Pillbox Wreck sejenis kapal kargo komesial pembawa amunisi dengan panjang antara 9–16 m, Cross Wreck sejenis kapal patroli, Mupi Wreck, Shinwa Maru sejenis kapal kargo.[3].
aut disekitar

Pegunungan Arfak

Suatu kawasan cagar alam yang dilindungi, bagi setiap pengunjung yang datang ke pegunungan Arfak benar-benar merasa puas, karena dapat menikmati panorama alamnya yang indah sejuk seperti hutan, lembah, dan sungai. Perkampungan tradisional dan kehidupan masyarakat yang masih seperti zaman batu, yang paling menarik disini adalah terdapat sekoitar 320 jenis burung, 110 jenis mamalia dan 323 jenis kupu-kupu.

Pantai Pasir Putih

Pantai Pasir Putih Manokwari
Terletak sekitar 5 km dari pusat Kota Manokwari dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua dengan waktu 15 menit Pantai ini sangat nyaman untuk rekreasi berenang, jemur panas, pasirnya putih dan berombak kecil. Kawasan ini memiliki pulau-pulau yang panorama alamnya sangat indah dan tenang di pulau-pulau in ada masyarakat nelayan dengan perkampungan tradisional. Di beberapa pulau ini terdapat hamparan terumbu karang dengan jenis-jenis biota lautnya dari cocok untuk kegiatan selam.

Cagar Alam Pegunungan Wondiwoy

 Cagar alam ini memiliki 147 species burung dan berbagai jenis flora dan fauna lainnya. Terletak di sepanjang Jaziriah Wasior 142.173,94 km dengan luas 73.022 ha. Dari cagar alam ini dapat dinikmati panorama alam Teluk Wandamen dan Teluk Cenderawasih yang sangat indah. Dapat dicapai dengan pesawat udara jenis Cessna dan Twin Otter waktu tempuh ± 20 menit dari kota Manokwari. Bentuknya unik dibangun di atas tiang-tiang penyangga yang sangat banyak sehingga dinamakan rumah seribu kaki. Dindingnya terbuat dari kulit kayu sedangkan atapnya dari daun pandan penghuninya terdiri dari 4 sampai 5 keluarga (25-30 orang). Rumah-rumah tradisional Suku Arfak ini di pedalaman Manokwari, Kecamatan Kebar, Anggi dan Merday.

Hutan Wisata Gunung Meja

 Dari kejauhan gunung ini membentuk seperti meja terletak kira-kira 2 km dari Kota Manokwari dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Areal gunung meja merupakan Hutan yang sangat ideal untuk olahraga hiking, piknik keluarga serta penelitian. Di kawasan hutan wisata ini dibangun Tugu Jepang yang merupakan monumen peringatan Pendaratan tentara Jepang divisi 221 dan 222 di Manokwari pada waktu Perang Dunia II dari lokasi ini dapat menikmati pemandangan Kota Manokwari.

Pantai Bakaro

 Pantai Bakaro terletak di pesisir Utara Manokwari, terletak bersebelahan dengan Pantai Pasir Putih. Keunikan dari pantai ini terletak pada tradisi pemanggilan ikan. Memanggil ikan biasa dilakukan oleh penduduk yang tinggal di sekitar pantai ini untuk menarik para pengunjung. Biasanya mereka memanggil ikan dengan menggunakan peluit yang terbuat dari kulit kerang yang ditiup sambil membawa makanan, sehingga dengan sendirinya ikan datang mendekat. Karaktar pantai yang berbatu juga memungkinkan para pengunjung dapat mendekati tengah pantai di saat laut surut, sehingga pengunjung dapat menyaksikan langsung dasar pantai yang jernih tempat ikan-ikan berkumpul.

Bendungan Prafi

 Bendungan prafi terletak di Distrik Prafi yang merupakan bendungan buatan Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai Papua. Perjalanan dari Kota Manokwari menuju tempat wisata ini dapat ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan darat menuju ke arah Selatan. Sepanjang perjalanan, pengunjung dapat menikmati keindahan alam berupa pegunungan dan lembah yang sangat indah. Rasa lelah pengunjung akan terobati setelah sampai ke Bendungan Prafi yang dituju. Karena tidak hanya menggambarkan keindahan alam di sekitar bendungan, namun juga sebagai tempat melepas penat. Pengunjung juga diperbolehkan mandi di bendungan ini dan mengambil gambar untuk berfoto dengan background alam pegunungan dan sungai yang indah. Setelah lelah menikmati keindahan bendungan, pengunjung dapat beristirahat sejenak menikmati makanan di Warung Sabar Menanti dengan waktu tempuh 1/2 jam dari lokasi bendungan. Di warung sabar menanti yang terletak di Distrik Prafi menyajikan menu ayam kampung bakar empuk dengan aneka sambal dan lalapannya.

Pantai Maruni

 Pantai Maruni terletak sekitar 20 km dari pusat kota Manokwari, menuju ke arah Selatan dengan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Pantai ini dihampari lapisan pasir kuarsa hitam bercampur bebatuan kerikil. Aktivitas yang dapat dilakukan di pantai ini, antara lain : memancing, berperahu, dan berenang. 

Pantai Pasir Putih Yen Bebay


Pantai Pasir Putih Yen Bebay
 ini terletak sekitar 5 kilometer dari pusat kota Manokwari yang dapat Anda capai dengan kendaraan roda empat atau roda dua dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih bersih dan lembut dengan air lautnya yang jernih berwarna biru kehijauan sehingga Anda dapat melakukan aktivitas berenang, bersantai, berjemur matahari dengan rasa nyaman dan tenang. 
Kawasan pantai ini juga memiliki pulau-pulau yang indah dengan suasana yang tenang dan damai. Masyarakat yang ramah, perkampungan tradisional serta hamparan terumbu karang yang sangat indah dan menakjubkan dengan jenis-jenis biota laut yang sangat beragam menjadikan kawasan Pantai Pasir Putih sangat cocok untuk kegiatan snorkeling dan diving.

Pantai Amban


Pantai Amban

Pantai Amban terletak sekitar 4 kilometer dari kota Manokwari, Pantai dengan pasir berwarna hitam  serta deburan ombak yang menawan yang bersebelahan dengan Tanjung Batu dengan hantaman ombak yang cukup deras. Di pantai ini Anda dapat menyaksikan keindahan sunset di atas cakrawala. Sunset di pantai ini bagaikan lukisan alam yang sangat indah. Membuat Anda terpesona akan karya Sang Pencipta alam semesta.

Danau Anggi Danau Anggi

 

Danau Anggi adalah danau nan indah alami seluas 2.000 hektar yang terletak di Kecamatan Anggi atau berjarak 30 menit dari kota Manokwari dengan menggunakan pesawat terbang jenis Cessna dan Twin Otter.Tempat Wisata Di Manokwari ini layak untuk Anda kunjungi saat berlibur ke Manokwari.

Sungguh telah membuktikan bahwa maha besar allah yang telah menciptakan alam semesta ini.

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatu
 
sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Manokwari_%28kota%29
http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/manokwari/panduan-wisata-manokwari.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar